Kamis, 19 April 2012

Meski Terdapat Kendala, Pemindaian LJUN Berlanjut

Palembang----Lembar Jawaban ujian nasional (LJUN) tingkat SMA se-Sumatera Selatan mulai dipindai (scan) oleh tim independent dari Badan Aplikasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sriwijaya (Baliteks) Universitas Sriwijaya. Panitia menargetkan dalam dua minggu seluruh lembar jawaban berhasil dipindai. “seluruh lembar jawaban se-sumatera Selatan sudah berada di tim pemindaian,” kata Zulkifli Dahlan, coordinator ujian Nasional Sumsel 2012, Kamis 19 April 2012.

Sayangnya proses pemindaian pada hari pertama mengalami kendala yang cukup berarti. Sebab, dari 86.299 LJUN mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diperiksa, empat persen LJUN tidak terbaca mesin pemindai. Saparudin, Koordinator tim Scaning LJUN tingkat SMA se-Sumsel memastikan bila kendala tersebut sebagai akibat banyak data yang ada di LJUN tidak diisi secara lengkap. Dia mencontohkan ada sejumlah mahasisiwa yang lupa memasukkan nomer ujian bahkan terdapat lembar jawaban yang tidak dilengkapi nama perserta. "yang bermasalah bukan pada scaner kami. Akan tetapi dari kertas jawaban itu sendiri. dari 15 kabupaten/kota se-Sumsel juga terdapat empat lembar rusak parah dan harus disalin ulang. Ini merepotkan panitia,"

Mengenai mesin scanner, menurut Sapparudin, sejauh ini tidak terkendala karena dapat digunakan untuk memindai 3.000-6.000 lembar LJUN per jam. Selain itu pula tim yang dibentuk merupakan tim yang berpengalaman dalam melakukan pemindaian lembar jawaban untuk test calon pegawai negeri sipil diseluruh kabupaten kota di sumsel. Meskipun demikian pihak penitia juga menyiapkan satu mesin cadangan.

Kejadian yang berlangsung pada mata pelajaran bahasa Indonesia itu diharapkan tidak terjadi pada mata pelajaran lain, pasalnya kejadian itu akam menghambat kinerja tim yang berada dibawah naungan baliteks Unsri. “Target kami 12 hari semua LJUN selesai di scan, untuk sementara mata pelajran lain seperti Bahasa Inggris tidak ada persoalan,” kata Sapparudin,” Kamis, 19 April 2012.

Saparudin menyarankan untuk tahun depan pihak sekolah lebih proaktif memberikan arahan kepada calon peserta ujian agar dapat mengisi lembar jawaban secara lengkap dengan bulatan yang penuh. Menurut Sapparudin kesalahan yang terjadi dapat berakibat fatal dan menyebabkan LJUN tidak terbaca. "kami mesti lakukan scanning LJUN berulang-ulang, karena kami tidak ingin siswa dirugikan," jelasnya. (PARLIZA HENDRAWAN)

Tidak ada komentar: