Minggu, 01 Juli 2007

Rumah Ibadah Bukan "Rumah Singgah"

Waspadi Rumah Ibadah dijadikan Tempat Kampanye.
Pemilihan kepala daerah disejumlah daerah di Sumaterta selatan akan dimulai pada pertengah tahun 2008. hampir dapat dipastikan Pilkada ini akan semarak melebihi pada saat pelasanaan pemilian legislative tahun 2004 lalu. Karena proses nya terjadi ditingkat local ynag melibat kan banyak elit politik yang pernah berlaga dikanca nasional mulai dari mantan pejabat hingga yang masih menjabat dan para pengusah sukses Untuk mendapatkan posisi jabatan kepala daerah setiap calon kandidat bakal berusaha all out untuk memenangkan pertarungan lima tahun sekali ini. Termasuk kampanye terselubung atau menggunakan tempat kampnye yang tidak semestinya digunakan. Seperti penggunaaan rumah ibadah terutama masjid, musholah dan gereja. Tidak /belum ada aturan yang yang melarang setiap kandidat / calon kandidat untuk berkampanye di dalam rumah ibadah. Modus yang digunakan biasa nya kandidat mendatangi rumah ibadah dengan dalih untuk beribadah bersama, padahal ketika diikuti secara seksama didalamnya sangat kental nuansa kampanye. Mulai dari bentuk lisan sampai sampai bentuk tertulis lewat pernyataan sikap tanda mendukung calon pemimpin. Padahal meskipun janji diucapkan di rumah ibadah belum tentu sang kandidat akan berlaku jujur. Bentuk lain dari kampanye terselubung ini dengan pemasangan poster, kalender, jam dinding ditempat yang muda dilihat oleh para jemaah. Tentu kandidat berdalih itu bukan kampanye melainkan hanya ajang silaturahim dan menjalakan tugas sebagai seorang pemimpin . Dalih seperti ini biasa digunakan para bakal kandidat Incumbent dan mereka yang tengah menduduki jabatan politik tertentu.Memang sangat sulit membedakan antara kampanye dan hanya sekedar bersilaturrahim. Yang jadi pertanyan mengapa ini marak ketika waktu pelaksanaan pilkada semakin dekat ? mengapa tidak dilakukan jauh-jauh hari. Bakal kandidat lain diluar pejabat politis tidak mau ketinggalan memanfatakan momoent ini mereka berdalih berkunjung kerumah ibadah karena terpanggil memajukan rumah ibadah yang selama ini tampak kurang mendapat perhatian. Apabilah semua ini terjadi sangat sulit bagi masyarakat untuk membedakan apa yang sebentarnya terjadi. Meraka hanya diam dan tidak tahu apa yang akan diperbuat. Kebesaran hati nurani sang pemimpin lah yang dibutuhkan ketika mengadapi masa masa yang tersamar alias tidak jelas.

Soft Opening

Akhir Juni ini, resmi sudah rezarum.blogspot.com di sajikan untuk seluruh lapisan,kalangan. Mari kita berbagi informasi dan pengalaman soal apapun juga selagi kita mampu untuk berbagi. TQ