Jumat, 24 Mei 2013

274.464 Jiwa Tewas Terkena Bencana

PALEMBANG--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat dalam sepuluh tahun terakhir terdapat 1835 bencana. Akibat dari bencana itu sedikitnya 274.464 jiwa serta 18.866 orang hilang. Banyaknya korban jiwa yang tewas ini karena kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap terhadap bencana, baik itu bencana hidro, geologi maupun bencana biologi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam acara Peningkatan kapasitas wartawan dalam penanggulangan bencana, Selasa, 14 Mei 2013.

Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Indonesia termasuk salah satu negara di dunia yang berpotensi mengalami bencana alam, karena berada diposisi lempengan dunia. Sehingga seluruh potensi masyarakat yang ada harus tanggap terhadap setiap bencana. “ratusan ribu anak bangsa jadi korban akibat bencana. Sementara lainnya masih dinyatakan hilang,” kata Sutopo Purwo Nugroho.

Dalam catatan BNPB sebagain besar bencana di Indonesia disebabkan kejadian alam dan kesalahan dalam pengelolaan alam. “ 97 persen dari bencana yang terjadi di Indonesia itu lebih banyak disebabkan oleh bencana Hidrometeorologi seperti Puting beliung, banjir, longsor termasuk juga kebakaran lahan,” ujar Sutopo. Dia menambahkan berdasarkan trend kejadian bencana dari tahun ketahun mengalami peningkatan 76 persen, ini terjadi karena adanya beberapa faktor yaitu jumlah penduduk, urbanisasi, degradasi lingkungan dan kemiskinan serta pengaruh perubahan iklim global.

Dijelaskan Sutopo ancaman bencana hidrometeorologi untuk tahun 2013 masih cukup tinggi untuk itu diharapkan masyarakat dihimbau untuk selalu waspada meningkatkan kewaspadaan. Baik itu kesiagaan terhadap pra maupun bencana, terutama untuk bencana banjir dan lonsor. “Memang pengatahuan masyarakat masih kurang pengetahuannya untuk mengantisipasi bencana, apalagi dana APBD untuk menggelar pelatihan di BPBD sangat minim. Untuk BNPB terus menghimbau dan memberikan pelatihan langsung terhadap masyarakat agar lebih tanggap terhadap bencana.”

Sementara itu Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan, Muhammad Junaidi menjelaskan Sumsel termasuk daerah rawan bencana alam. Dalam catatan BPBD, Angin putting beliung, Longsor dan banjir merupakan bencana yang kerap terjadi di 15 Kabupaten dan kota di Sumsel. “kami sudah memiliki BPBD yang teruji sehingga kami siap turun kapanpun dan dimanapun,” kata Junaidi.

Ditambahkannya, Sumsel memiliki Gunung Berapi, Gunung Dempo yang juga menjadi perhatian dari Pemerintah setempat. Sementara itu bila musim hujan, sungai Musi dapat pula menjadi ancaman. “disini lengkap potensi bencananya karena ada sungai musi, ada gunung dempo.”

PARLIZA HENDRAWAN

Tidak ada komentar: