Selasa, 25 Desember 2007

H. Romi Di Gorok

Siang itu, Suasana kampung utan sangat bersahaja. Aktifitas warga masih disibukan dengan silaturahmi dalam rangka hari raya idul adha.sementara sekelompok pemuda tengah duduk santai di warung pojok di kampung itu.Setelah dihampiri ternyata sang pemuda tengah menanti kehadiran rekan pemuda yang sangat disegani dikampung itu. Maklum pemuda dimaksud putra seorang pamong dan pemuka agama setempat. brem.. brem (suara motor), kurang dari setengah jam yang ditunggu datang juga. tanpak banyak cerita mereka langsung menuju bawah pohon asem yang terletak diujung kampung dekat sungai yang mengalir lambat akibat kemarau.Entah apa yang akan mereka perbuat. sebab dari tampilan mereka tidak ada sesuatu yang ganjil, dua diantara mereka ada yang membawa sesuatu yang mirip dengan linggis dan bahkan mungkin sabit. Sang pemuda pun berlalu dari pandangan dan hilang diujung kampung. Dirumah sang Pamong desa tampaknya tamu masi silih berganti untuk bersilturahmi. Ditengah silaturahmi tadi, salah seorang anak Pamong Romi membisikan sesuatu, tanpa pikir panjang bapak berjenggot itupun berlalu meninggalkan tetamu. Entah mau kemana namun ia tampak mengejar sesuatu. Tamu pun berlalu entah kemana. Nyonya rumahpun tertidur lelap akibat kecapaian. Matahari Tampak begitu ganasnya membakar kulit. Bu.. Bangun bu adek lihat, lihat bu..... H Romi mati abang yang menyembelih, teriak si bungsu. Belum sempat bertanya sang nyonya langsung berlari sembari menangis sejadinya menuju ke ujung desa. Ternyata sebelum keluar sang pamong sempat berpamitan untuk ke keujung desa.Ditengah keheningan kampung itu warga berhamburan keluar. dan berlari mengikuti sang nyonya. Betapa terkejutnya dan senangnya sang nyonya karena orang yang dikira telah dihabisi oleh anaknya sendiri, ternyata tengah asik berbaring dibawah pohon asem setelah membantu para remaja kampung menyembelih hewan qurban. nyonya pun tersipu malu, ia pun tidak mampu untuk memarahi anaknya yang masih usia 5 tahun itu.Dengan wajah tanpa dosa sibungsu menghapiri ibunya yang nyaris pingsan. Dengan gaya cadelnya sibungsu berujar, "bu.. tadi adek lihat abang menyembeli Haji Romi, setelah diingat oleh warga disana ternyata sibungsu baru belajar membaca dimana di tubuh hewan qurban tersebut di beri tulisan Haji Romi sebagi pertanda bahwa nama pemilk hewan itu.dasar si bungsu, bikin panik ajeee

Tidak ada komentar: