PALEMBANG--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat dalam
sepuluh tahun terakhir terdapat 1835 bencana. Akibat dari bencana itu
sedikitnya 274.464 jiwa serta 18.866 orang hilang. Banyaknya korban jiwa
yang tewas ini karena kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
terhadap bencana, baik itu bencana hidro, geologi maupun bencana
biologi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas
BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam acara Peningkatan kapasitas wartawan
dalam penanggulangan bencana, Selasa, 14 Mei 2013.
Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Indonesia termasuk salah satu negara di
dunia yang berpotensi mengalami bencana alam, karena berada diposisi
lempengan dunia. Sehingga seluruh potensi masyarakat yang ada harus
tanggap terhadap setiap bencana. “ratusan ribu anak bangsa jadi korban
akibat bencana. Sementara lainnya masih dinyatakan hilang,” kata Sutopo
Purwo Nugroho.
Dalam catatan BNPB sebagain besar bencana di Indonesia disebabkan
kejadian alam dan kesalahan dalam pengelolaan alam. “ 97 persen dari
bencana yang terjadi di Indonesia itu lebih banyak disebabkan oleh
bencana Hidrometeorologi seperti Puting beliung, banjir, longsor
termasuk juga kebakaran lahan,” ujar Sutopo. Dia menambahkan berdasarkan
trend kejadian bencana dari tahun ketahun mengalami peningkatan 76
persen, ini terjadi karena adanya beberapa faktor yaitu jumlah penduduk,
urbanisasi, degradasi lingkungan dan kemiskinan serta pengaruh
perubahan iklim global.
Dijelaskan Sutopo ancaman bencana hidrometeorologi untuk tahun 2013
masih cukup tinggi untuk itu diharapkan masyarakat dihimbau untuk selalu
waspada meningkatkan kewaspadaan. Baik itu kesiagaan terhadap pra
maupun bencana, terutama untuk bencana banjir dan lonsor. “Memang
pengatahuan masyarakat masih kurang pengetahuannya untuk mengantisipasi
bencana, apalagi dana APBD untuk menggelar pelatihan di BPBD sangat
minim. Untuk BNPB terus menghimbau dan memberikan pelatihan langsung
terhadap masyarakat agar lebih tanggap terhadap bencana.”
Sementara itu Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Sumatera Selatan, Muhammad Junaidi menjelaskan Sumsel termasuk daerah
rawan bencana alam. Dalam catatan BPBD, Angin putting beliung, Longsor
dan banjir merupakan bencana yang kerap terjadi di 15 Kabupaten dan kota
di Sumsel. “kami sudah memiliki BPBD yang teruji sehingga kami siap
turun kapanpun dan dimanapun,” kata Junaidi.
Ditambahkannya, Sumsel memiliki Gunung Berapi, Gunung Dempo yang juga
menjadi perhatian dari Pemerintah setempat. Sementara itu bila musim
hujan, sungai Musi dapat pula menjadi ancaman. “disini lengkap potensi
bencananya karena ada sungai musi, ada gunung dempo.”
PARLIZA HENDRAWAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar